Nama : Aji Zanuar Pamungkas
NIM : 15.02.9088
Berikut ini adalah serba-serbi budidaya cacing tanah dimulai dengan sejarah singkat cacing tanah, sentra budidaya cacing tanah, jenis-jenis cacing tanah, manfaat cacing tanah, persyaratan lokasi budidaya cacing tanah, pedoman teknis budidaya cacing tanah, hama dan penyakit cacing tanah dan lain-lain.
1. SEJARAH SINGKAT
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan sekitarnya.
3. MANFAAT
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga
memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan
penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah
akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain
itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
- Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok. - Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus. - Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik. - Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
- Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
- Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
- Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
- Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian
terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing
tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat,
tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan
lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan
pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua
zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan
semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan
(dirambang) diberi air cukup.
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang
dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing
(bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu
petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap
cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian
kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen
yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap
ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian
sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada
saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang
dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari.
Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat
diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya
siap di panen.
DAFTAR PUSTAKA
- Asep, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum’ at, 2 Juli 1999).
- Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni, Cacing Tanah (Jakarta : Penebar Swadaya, 1992).
- Endang, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
- Hamzah, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
- Hud, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
- Rudi, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum’ at, 2 Juli 1999).
- Sayuti, Fahri, Pedoman Praktis Budidaya Cacing Tanah (Bandung : Pusat Latihan Dan Pengembangan, 1999).
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
0 komentar